Imam Ahmad bukan seorang Mujassimah

Sabtu, 18 Juni 2011


Tasybih adalah penyerupaan, yaitu menyerupakan Allah dengan makhluq. Sedangkan tajsim adalah penjisiman, yaitu menganggap bahwa Allah mempunyai jisim atau badan jasmani.
Imam al-Hâfizh Abu Hafsh Ibn Syahin, salah seorang ulama terkemuka yang hidup sezaman dengan Imam al-Hâfizh ad-Daruquthni (w 385 H), berkata: “Ada dua orang shalih yang diberi fitnah dengan orang-orang yang sangat buruk dalam aqidahnya. Mereka menyandarkan aqidah buruk itu kepada keduanya, padahal keduanya terbebas dari aqidah buruk tersebut. Kedua orang itu adalah Ja’far ibn Muhammad dan Ahmad ibn Hanbal.”.

Orang pertama, yaitu Imam Ja’far ash-Shadiq ibn Imam Muhammad al-Baqir ibn Imam Ali Zainal Abidin ibn Imam asy-Syahid al-Husain ibn Imam Ali ibn Abi Thalib, beliau adalah fuqoha yang shalih yang dianggap oleh kaum Syi’ah Rafidhah sebagai Imam mereka. Seluruh keyakinan buruk yang ada di dalam ajaran Syi’ah Rafidlah ini mereka sandarkan kepadanya, padahal beliau sendiri sama sekali tidak pernah berkeyakinan seperti apa yang mereka yakini.
Orang ke dua adalah Imam Ahmad ibn Hanbal, salah seorang Imam madzhab yang empat, perintis madzhab Hanbali. Kesucian ajaran dan madzhab yang beliau rintis telah dikotori oleh orang-orang Musyabbihah yang mengaku sebagai pengikut madzhabnya. Mereka banyak melakukan kedustaan-kedustaan dan kebatilan-kebatilan atas nama Ahmad ibn Hanbal, seperti aqidah tajsîm, tasybîh, anti ta’wil, anti tawassul, anti tabarruk, dan lainnya, yang sama sekali itu semua tidak pernah diyakini oleh Imam Ahmad sendiri. Terlebih di zaman sekarang ini, madzhab Hanbali dapat dikatakan telah “hancur” karena dikotori oleh orang-orang yang secara dusta mengaku sebagai pengikutnya.
Al Imam Ahmad ibn Hanbal -semoga Allah meridhainya- mengatakan: ”Barang siapa yang mengatakan Allah adalah benda tetapi tidak seperti benda-benda maka ia telah kafir.” (dinukil oleh Badr ad-Din az-Zarkasyi (W. 794 H), seorang ahli hadits dan fiqh bermadzhab Syafi’i dalam kitab Tasynif al Masami’ dari pengarang kitab al Khishal dari kalangan pengikut madzhab Hanbali dari al Imam Ahmad ibn Hanbal).
Al Imam Abul Hasan al Asy’ari dalam karyanya an-Nawadir mengatakan: “Barang siapa yang berkeyakinan bahwa Allah adalah benda maka ia telah kafir, tidak mengetahui Tuhannya.”
Maka jelaslah bahwa jika ada orang yang berkata, ”Allah itu mempunyai tangan tetapi tidak seperti tangan makhluq,” maka ia telah keluar dari agama Islam. Atau berkata, ”Allah itu turun ke langit dunia tetapi tidak seperti turunnya makhluq,” maka ia juga telah keluar dari agama Islam. Begitu pula yang berkeyaqinan bahwa Allah mempunyai dua tangan dan kedua-duanya adalah kanan.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda di sini