Tauhid Wahabi

Sabtu, 18 Juni 2011

Dalam ajaran Salafy dikatakan bahwa Tauhid itu terbagi 3, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma` wash Shifah. Tauhid Rububiyah itu mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyaqini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluq. Sedangkan tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqorrub yang disyari’atkan seperti do’a, nazar, qurban, roja’, khouf, tawakkal, roghbah, rahbah, dan inabah. Dan mereka beranggapan bahwa Rasul diutus untuk mengajarkan Tauhid Uluhiyah. Karena menurut mereka, orang-orang musyrik dan kafir itu sebenarnya mengakui Rububiyah Allah, tetapi tidak mengakui Uluhiyah Allah.



Mereka mendasarkan pendapat mereka tersebut diantaranya dengan QS. Al-Mu-minun: 84-89.
Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” [QS. Al-Mu-minun: 84-89]
Mereka menganggap bahwa ayat-ayat ini tengah memberitahukan bahwa orang-orang non-Muslim juga mengakui Rububiyah Allah. Mereka berpendapat bahwa orang komunis, orang atheis, orang Kristen, orang Hindu, orang Budha, orang Yahudi, dan yang lainnya itu mengakui bahwa Allah adalah Pencipta semesta alam. Sungguh, ini adalah aqidah yang bathil. Ayat-ayat tersebut justeru memberitahukan kepada kita bahwa kalau pun mereka berkata seperti itu, sesungguhnya pengakuan mereka itu adalah pengakuan dusta.
Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. [QS. Al-Mu-minun: 90]
Perhatikan bagaimana Allah membantah pengakuan mereka itu. Mereka ditanya, “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Kalau pun mereka berkata, “Kepunyaan Allah.” Maka itu adalah pernyataan mereka yang dusta.Allah membantah mereka. Jika benar mereka mengakui bahwa bumi dan semua yang ada padanya itu adalah kepunyaan Allah, lalu mengapa mereka tidak beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya?
Mereka ditanya, “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?” Kalau pun mereka menjawab, “Kepunyaan Allah.” Maka itu adalah pernyataan bohong. Jika mereka memang mengakui bahwa Allah adalah Rabb langit dan Rabb arsy yang agung, lalu mengapa mereka tidak takut kepada hukuman dan siksa Allah dengan cara menyembah-Nya dan mengesakan-Nya? Mengapa mereka malah menyembah yang lain atau menyekutukan-Nya?
Mereka ditanya, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?” Kalau pun mereka menjawab, “Kepunyaan Allah.” Maka pernyataan mereka itu adalah pernyataan yang sia-sia. Jika mereka mengetahui bahwa Allah Mahakuasa lagi Mahamelindungi, lalu mengapa mereka tidak mengesakan Allah? Mereka bertingkah seperti orang yang kena sihir sehingga mereka lupa bahwa hanya kepada Allah Yang Mahakuasa hendaknya mereka menyembah. Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
Tahukah Anda, mengapa saya menyembah Allah? Karena saya yaqin bahwa Dialah yang telah menciptakan saya. Rububiyah dan Uluhiyah Allah bukanlah dua hal yang terpisah. Mengakui eksistensi Allah adalah mengakui Allah sebagai Rabb dan Ilah yang mempunyai asma` dan shifat.
Mengakui Rububiyah Allah berarti mengakui Uluhiyah Allah. Mengakui Uluhiyah Allah berarti mengakui Rububiyah Allah jua. Sedangkan pengakuan non-Muslim terhadap Rububiyah Allah adalah dusta. Sebenarnya, mereka tiadk mengakui Rububiyah Allah.
Cobalah Anda berfikir! Jika benar bahwa non-Muslim itu mengakui Rububiyah Allah, maka pastilah dia akan bisa menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir ketika mereka bertanya, “Man Robbuka?” Perhatikanlah! Malaikat bertanya, “Man Robbuka?” bukan, “Man Ilaahaka?”
Kita telah mengetahui dari hadits, bahwa orang-orang non-Muslim tidak akan dapat menjawab pertanyaan malaikat ketika di dalam qubur. Termasuk ketika mereka ditanya, “Man Robbuka?” Hal ini menunjukkan bahwa non-Muslim itu tidak mengakui Rububiyah Allah. Hanya orang-orang yang ketika hidupnya mengakui Rububiyah Allah yang dapat menjawab pertanyaan malaikat di dalam qubur. Tidak sanggupnya non-Muslim menjawab pertanyaan malaikat menunjukkan bahwa non-Muslim itu tidak mengakui Rububiyah Allah.
Maka rusaklah aqidah yang mengatakan bahwa orang Kristen, orang Hindu, orang Budha, orang Yahudi, dan yang lainnya itu mengakui rububiyah Allah. barangsiapa masih membela aqidah semacam ini, hendaklah dia memperhatikan ayat-ayat berikut:
Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. [Al-Jaatsiyah: 24]
Ayat di atas menjelaskan bagaimana pandangan orang atheis dan orang Budha. Akankah kita mendustakan ayat Allah tersebut?
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Maa-idah: 17]
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang Kristen itu adalah orang yang mengingkari Rububiyah Allah karena mereka telah mengangkat Nabi Isa Al-Masih sebagai Rabb (Lord) dan Ilah (God). Doktrin Kristen menyatakan bahwa pencipta alam semesta adalah Tuhan Tritunggal, bukan Allah Yang Mahaesa. Akankah kita mendustakan ayat Allah ini dengan berkata bahwa orang Kristen mengakui rububiyah Allah?
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? [QS. At-Taubah: 30]
Dan lihatlah bagaimana Yahudi telah berpandangan bahwa Allah itu mempunyai jisim (tajsim) dan menyifati Allah dengan sifat-sifat yang sama dengan manusia (tasybih) seperti berjalan-jalan, beristirahat, dsb. Maka rusaklah aqidah mereka yang berpandangan bahwa Allah itu turun, duduk, mempunyai tangan, dsb. Sungguh aqidah seperti itu sangatlah mirip dengan aqidah Yahudi dan Nashrani. Maka bertaubatlah dari aqidah-aqidah rusak semacam ini.
Sebagian orang berkata bahwa Allah duduk tetapi tidak seperti duduknya manusia. Kata-kata “tetapi tidak seperti duduknya manusia” hanyalah alasan agar tidak dianggap tasybih. Padahal masalah keserupaan yang dimaksud bukan terletak kepada caranya, melainkan pada sifatnya. Ketika seseorang berkata bahwa Allah itu duduk secara harfiah, maka dia telah tasybih atau menyerupakan sifat Allah dengan sifat manusia tidak peduli apakah cara duduk-Nya sama dengan cara duduk manusia atau berbeda. Ketika membaca ayat bahwa Allah Istiwa di atas arsy, ada dua cara yang dapat dipilih, yaitu beriman bahwa ayat tersebut memang benar firman Allah namun menolak untuk menafsirkan ma’na istiwa dengan alasan bahwa hanya Allah yang mengetahui dengan pasti ma’nanya; atau dia beriman bahwa ayat tersebut memang benar firman Allah dan mena’wilkan ma’na istiwa dengan cara ta’wil yang benar namun tetap mengatakan bahwa hanya Allah yang mengetahui dengan pasti ma’nanya. Bagaimana pun, ayat-ayat semacam itu bukanlah ayat muhkamat yang tegas dan terang maksudnya, tetapi ayat mutasyabihat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali setelah diselidiki secara mendalam.
Bertaubatlah dari aqidah tajsim dan tasybih. Bertaubatlah dari aqidah yang mengatakan bahwa orang non-Muslim itu mengakui Rububiyah Allah.
Tanyakanlah kepada orang-orang Hindu tentang yang mereka sembah. Tentu mereka akan menjawab berbeda dengan jawaban kafir quraisy yang pendusta. Orang Hindu berkeyaqinan bahwa pencipta itu adalah Brahman, sedangkan pemelihara adalah Vishnu, dan penghancur adalah Shiva. Mereka tiak berkata bahwa pencipta, pemelihara dan penghancur alam semesta adalah Allah.
Aku berlindung kepada Allah dari aqidah bid’ah dan bathil yang mengatakan bahwa orang-orang non-Muslim mengakui Rububiyah Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda di sini